MAKALAH METODE PENELITIAN PENDIDIKAN ISLAM
TENTANG
teknik
pengumpulan data dan pengukuran
![]() |
DISUSUN OLEH :
KELPMPOK
II
1. Ahmad (1504232291) 6. Lalu
Zulkarnain (1504232305)
2. L. Minhajurrahman (1504232302) 7. Isnaini (1504232298)
3. M. Syahir (1504232308)
8. Lalu Wajdi (1504232304)
4. M. Nasir (1504232311)
9. Mardiah (1504232309)
5. Lalu Fauzi Haryadi (1504232301) 10. Lukmanul Hakim ( 1504232306)
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) MATARAM
2015
KATA
PENGANTAR
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$#
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kenikmatan berupa kesehatan lahir maupun batin, sehingga kami
dapat menyelesaikan sebuah makalah Metode Penelitian Pendidikan Islam yang
berjudul “Tekhnik Pengumpulan Data dan Pengukuran”.
Ucapan terima kasih kepada Dosen
pengampu mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Islam yaitu Dr. Nurrahmah,
M.Pd yang telah memberikan tugas ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari
bahwa, masih banyak kekurangan yang sepatutnya dipenuhi baik dari isi maupun
pola penyusunannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran yang
bersifat membangun guna memperbai makalah selanjutnya.
Demikian dari kami, dengan harapan
semoga penyusunan makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Mataram, 30 September
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR
ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
1
B.
Rumusan
Masalah
3
C.
Tujuan
3
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Tekhnik
Pengumpulan Data
4
1. Pengertian Tekhnik Pengumpulan Data
4
2. Macam-Macam Tekhnik Pengumpulan
Data
5
B.
Proses
Pengukuran
12
1. Pengertian Pengukuran
12
2. Macam-Macam Skala Pengukuran
12
3. Macam-Macam Skala Sikap Yang Digunakan
Dalam
Berbagai Penelitian
15
BAB III KESIMPULAN
A.
Tekhnik
Pengumpulan Data
20
DARFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Penelitian
dilandasi oleh rasa ingin tahu manusia mengenai alam sekitar yang
melingkupinya. Ketidaktahuan menimbulkan pertanyaan dan masalah yang mendorong
manusia mencari jawaban dan pemecahan. Usaha manusia mencari jawaban atas
masalahnya dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan. Awalnya, jawaban
dibuat dengan melakukan spekulasi-spekulasi tanpa pembuktian menggunakan data
yang dikumpulkan. Sejalan dengan meningkatnya taraf berpikir manusia, usaha
mencari jawaban atas masalah dilakukan manusia dengan disertai pembuktian. Cara
ini dikenal sebagai metode ilmiah atau penelitian.
Penelitian
atau penggunaan metode ilmiah secara terancang dan sistematis, atau kegiatan
penelaahan secara ilmiah, tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan.,
baik bagi ilmu-ilmu kealaman (natural
sciences) maupun bagi ilmu-ilmu sosial (social
sciences). Dikatakan demikian karena ilmu pengetahuan sebagai produk (a body of organized and verified klonowledge),
sebagaimana dinyatakan Harton Hunt,
jelas merupakan hasil penelaahan atau investigasi ilmiah. Artinya, pertumbuhan
ilmu pengetahuan, dari awalmulanya hingga sekarang ini, adalah berkat andil
kegiatan penelitian yang selama ini dilakukan oleh para ilmuwan. Penelitian
merupakan metode andalan para ilmuwan, yang selama ini digunakan untuk
meyingkap “rahasia dunia alam” dan “rahasia dunia sosial.”[1]
Berdasarkan
pernyataan di atas, setiap melakukan penelitian setidaknya harus mengacu pada jenis
penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan pendekatan metode
gabungan (mixed method approach).
Pendekatan
kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan
paradigma positivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran
tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan
spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori),
menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan
data statistic.
Pendekatan
kulaitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan
paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konsrtuktivist (seperti makna jamak
dari pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan
maksud mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandangan
advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu, kolaboratif, atau
orientasi perubahan) atau keduanya, pendekatan ini juga menggunakan strategi
penelitian seperti naratif, fenomenologis, etnografis, study grounded theory,
atau stidi kasus. Peneliti mengumpulkan data penting secara terbuka terutama
dimaksudkan untuk mengembangkan tema-tema dari data.
Pendekatan
mixed method merupakan salah satu pendekatan yang cenderung didasarkan pada paradigma
pengetahuan pragmatik (seperti orientasi konsekuensi, orientasi masalah, dan
pluralistik). Pendekatan ini menggunakan strategi penelitian yang melibatkan
pengumpulan data baik secara simultan maupun secara sequensial untuk memahami
masalah penelitian sebaik-baiknya. Pengumpulan data juga melibatkan pemerolehan
baik informasi numerik (melalui instrumen) maupun informasi teks (melalui
inteview) sehingga database akhir merepresentasikan baik informasi kuantitatif
maupun kulaitatif.[2]
Salah
satu elemen yang terdapat dalam pendekatan penelitian adalah metode spesifik
pengumpulan dan analisis data dalam suatu studi. Peneliti mengumpulkan data
menggunakan instrument (sepetri kuisioner tentang sikap terhadap harga diri/self estreem) atau memperileh informasi
menggunakan daftar cek perilaku (behavioral
checlist) (seperti peneliti mengamati seseorang pekerja yang sibuk
menggunakan keterampilan komleks). Dipihak lain diakhir kontinum, mungkin
melibatkan kunjungan kesuatu tempat penelitian dan pengamatan perilaku individu
tanpa pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya atau melaksanakan suatu
wawancara, di mana individu dipersilahkan berbicara secara terbuka tentang
suatu topik secara luas tanpa menggunakan pertanyaan khusus.pemilihan metode
oleh seorang peneliti tergantung pada tujuannya apakah lebih mengkhususkan
jenis informasi yang akan dikumpulkan dalam melanjutkan studi. Jenis data
mungkin juga berupa informasi angka-angka/numerik yang dikupulkan melalui skala
instrument atau lebih dari itu berupa informasi teks, catatan, atau laporan
pendapat partisipan. Dalam banyak bentuk pengumpulan data, data instumen,
baik kuantitatif maupun kulaitatif
dikumpulkan. Data instrument dapat dilengkapi dengan observasi terbuka (open ended), atau data sensus yang dapat
diikuti dengan wawancara eksploratori mendalam (in-depth exploratory interviews).
Dari
beberapa paparan di atas, dalam makalah ini kami mengkhususkan pembahasan yang
berkaitan dengan tekhnik pengumpulan data dan pengukuran dalam pendekatan
metode kuantitatif
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang menjadi suatu dasar dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah tekhnik pengumpulan data dalan pendekatan
penelitian kuntitatif.?
2. Bagaimanakah proses pengukuran dalam pendekatan kuntitatif.?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dalam penyususnan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tekhnik pengumpulan data dalan
pendekatan penelitian kuntitatif.
2. Untuk mengetahui proses pengukuran dalam pendekatan kuntitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tekhnik Pengumpulan Data
1
Pengertian Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui tekhnik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Data adalah fakta-fakta baik lisan maupun tertulis
yang berhasil dikumpulkan dari sumber data dan dijadikan bukti untuk mendukung
upaya pemecahan masalah penelitian. Oleh karena itu seseorang yang sedang
melakukan penelitian harus mampu menunjukkan data yang lengkap untuk memenuhi
standar kualitas penelitiannya. Semakin lengkap data yang ditunjukkan, semakin
valid informasi yang dihasilkan. Oleh karena begitu pentingnya kehadiran data
dalam suatu penelitian, maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa salah
satu tahapan yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalam melakukan suatu
penelitian yaitu proses pengumpulan data. Pengumpulan data merupakan bagian
terpenting dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi
seorang peneliti.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila
dilihat dari setting-nya data dapat
dikumpulkan dalam setting alamiah (natural setting), pada laboratorium
dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu
seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya,
maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer, dan sumber sekunder. Sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan
data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau tekhnik pengumpulan data maka
tekhnik pegumpulan data dapat dilakukan dengan cara interview (wwancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.[3]
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tekhnik
pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan oleh peneliti dalam
mendapatkan data. Untuk itu, prosedur pengumpulan data harus dilakukan dengan
benar karena hanya dengan prosedur yang benar dapat dikumpulkan data yang
dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat untuk menjawab masalah penelitian.
2
Macam-Macam Tekhnik Pengumpulan Data
a. Pengumpulan Data Dengan Wawancara/Iterview
1) Pengertian Wawancara/Interview
Enstenberg[4]
mendefinisikan interview sebagai berikut “a
meeting of two persons to exchange information and idea through question and
responses, resulting in communication and joint contruction of meaning abaot a
particular topic ” Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara
digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apa
bila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Dari
pengertian di atas, maka dapat pula dikatakan bahwa metode wawancara merupakan
suatu tekhnik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara sadar
melalui tanya jawab dengan sumber data (informan).
Wawanara
ini juga merupakan salah satu bentuk tekhnik pengumpulan data yang banyak
digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara
individual.adakalanya juga wawacara dilakukan secara kelompok, seperti
wawancara dengan keluarga,pengurus yayasan, Pembina pramuka dan lain-lain.
2) Macam-Macam Wawancara/Interview
Wawancara
mempunyai beberapa macam yaitu, wawancara terstruktur dan tidak terstrktur.
Wawancara
terstruktur digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini
setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan engumpul data mencatatnya.
Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan
beberapa pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training
kepada calon pewawamcara.
Dalam
melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan
wawancara berjalan lancar. Adapun contoh wawancara terstruktur tentang
tanggapan Mahasiswa terhadap pelayanan Kampus IAIN Mataram:
1
Bagaimanakah tanggapan Saudara/I
terhadap pelayanan yang ada di MPI?
a)
Sangat bagus
b)
Bagus
c)
Tidak bagus
d)
Sangat tidak bagus
2
Bagaimanakah tanggapan Saudara/i
terhadap pelayanan Administrasi di IAIN Mataram?
a)
Sangat bagus
b)
Bagus
c)
Tidak bagus
d)
Sangat tidak bagus
Wawanncara
tak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan oleh penelitin dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertayaan yang bebas dan leluasa tanpa terikat dengan
pertanyaan yang dipersiapkan oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti tentu saja
telah siap dengan oermasalah-permasalahan yang perlu dipertanyakan kepada
subyek atau informan. Masalah-masalah tersebut harus diketahui kapan
ditanyakan, bagaimana urutan dan rumusan pertanyaan harus pula disesuaikan
dengan situasi wawancara itu sendiri.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa, wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Adapun contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat Saudara/i
terhadap kebijakan-kebijakan Rektor terhadap UKM-UKM yang ada di IAIN Mataram?dan
bagaimana dampaknya terhadap mahasiswa!”.
3) Langkah-langkah wawancara
Langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam wawancara adalah,menetapkan kepada siapa wawancara
itu akan dilakukan, menyiapkan
pokok-pokok maalah yang akan menjadi bahan, pembicaraan, mengawali atau membuka
alur wawancara, melangsungkan alur wawancara, mengkonfirmasikan ikhtiar hasil
wawancara dan mengahirinya, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatatan
lapangan, dan mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh.[5]
Langkah-langkah
yang disebutkan di atas harus dilakukan tahap demi tahap agar proses
pengumpulan data berjalan dengan efektif. Karena untuk mendapatkan data yang
valid dalam peroses wawancara seorang peneliti harus melakukan langkah-langkah
yang tepat dan benar. Jika seorang peneliti tidak memenej dengan baik
kangkah-langkah wawancara yang dilakukan, maka peneliti akan merasa kesulitan
dalam mengumpulkan data di lapangan.
b. Pengumpulan Data Dengan Kuesioner (Angket)
Kuesioner
merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara diberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan tekhnuk pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. Kuesioner dapat
berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melaui pos atau internet.[6]
Jadi,
kuesioner merupakan salah satu tekhnik atau cara pengumpulan data secara tidak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrument
atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Sama dengan pedoman wawancara,
bentuk pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup.
Karena
dijawab atau diisi sendiri oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung
dengan responden, maka dalam penyunan angket perlu diperhatikan beberapa hal.
Pertama, sebelum
butir-bitir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian.
Dalam pengantar dijelaskan maksud pengedaran angket, jaminan kerahasiaan jawaban,
serta ucapanterima kasih kepada responden. Petunjuk pengisian menjelaskan
bagaimana cara menjawab pertanyaan atau merespon pernyataan yang tersedia.
Kedua, butir-bitir
pertanyaan dirumuskan secara jelas, menggunakan kata-kata yang lazim digunakan
(populer), kalimat tidak terlalu panjang dan tidak beranak cucu.
Ketiga, untuk
setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan terstruktur disediakan kolom
untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya. Untu pertanyan
atau ernyataan tertutup telah disediakan alternatif jawaban dan tiap alternatif
hanya berisi atau pesan sederhana. Untuk
menghindari kekeliruan sebaiknya jawaban atau respon langsung diberikan kepada
alernatif jawaban, atau menggunakan kolom jawaban yang bersatu dengan pertanyaan
atau pernyataan.
c. Pengumpulan Data Dengan Observasi
1) Pengertian Observasi
Selain
menggunakan metode wawancara, dalam metode penelitian kulaitatif juga
menggunakan metode observasi, karena metode ini memiliki keunggulan yang tidak
dimiliki oleh metode wawancara. Melalui wawancara kita memperoleh data berupa
informasi, akan tetapi melalui observasi seorang peneliti akan memperoleh data
factual yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan secaralangsung. Itulah
kegunaan utama metode observasi dalam penelitian kualitatif.
Metode
observasi digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan data yang lebih
obyektif dari hasil metode wawancara. Metode ini merupakan tekhnik pengumpulan
data dengan cara mengadakan penagamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap
gejala-gejala subjek yang diteliti, baik oengamatan itu dilakukan dalam situasi
sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi yang khusus diadakan.
Observasi
merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek
penelitian.[7]
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa, metode observasi adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan penginderaan.[8]
Dari
pengertian di atas dapat pula dikatakan bahwa metode observasi merupakan salah
satu cara pengumpulan data dalam suatu penelitian melalui pengamatan secara
langsung yang dilakukan oleh peneliti.
2) Macam-Macam Observasi
Sanafiah
Faisal[9]
menjelaskan macam-macam observasi
sebagai berikut :
a) Obsevasi partisipasif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakuman pengamatan, peneliti ikiut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Misalnya ingin meneliti tentang profesionalisme guru.
Peneliti dapat berperan sebagai pengajar, ia dapat mengamati bagaimana cara
mengajar guru di dalam kelas, bagaimana hubungan guru dengan guru yang lain,
guru dengan siswa, guru dengan kepala sekolah, bagaimana semangat bekerjanya,
dan lain-lain.
b) Observasi terus terang atau tersamar
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan
data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan
penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir
tentang aktivitas peneliti tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus
terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk mengindari kalau suatu
data yang dicari merupakan data yang
masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka
peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.
c) Observasi tak terstruktur
Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan
tidak berstruktur, karena focus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan
berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian
sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat
dilakukan secara bersruktur dengan menggunakan pedoman observasi.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang
tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hali
ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang
telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
B.
Proses Pengukuran
1
Pengertian Pengukuran
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan
menggunakan instrument dalam mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian
kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrument, karena
dalam penelitian merupakan key
instruments.
Instrument penelitian digunakan untuk mengujur nilai
variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan
untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang akan diteliti. Bila
jumlah penelitiannya lima, maka jumlah instrumen yang digunakan untuk
penelitian juga lima. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan,
tetapi masih ada yang harus dibuat peneliti sendiri.karena instrumen penelitian
akan digunakan akan melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala.
Pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menemukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitas, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penelitian.
Jadi, Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam engukuran
akan menghasilkan data kuantitatif.
2
Macam-Macam Skala Pengukuran
Dalam ilmu statistik, jenis data dibedakan menjadi
empat macam skala pengukuran, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Apa
bedanya keempat skala pengukuran itu? baiklah kami uraikan perbedaan keempat
skala pengukuran tersebut.
a. Skala Nominal
Skala
nominal merupakan skala yang paling lemah dari semua skala pengukuran yang ada.
Skala ini membedakan suatu peristiwa dengan peristiwa yang lain berdasarkan
nama. Pada skala ordinal semua data dianggap bersifat kualitatif dan setara,
sebagai contoh data siswa dibedakan menjadi laki-laki diwakili dengan angka 1
dan perempuan diwakili dengan angka 2, konsekuensi dari nominal tidak mungkin
seseorang memiliki dua kategori sekaligus.
b. Skala
Ordinal
Skala
ordinal pengukuran didasarkan pada jumlah relatif beberapa karakteristik khusus
yang dimiliki oleh setiap peristiwa. Oleh karena itu, pengukuran skala ordinal
memungkinkan penyusunan peringkat dari masingmasing peristiwa yang terjadi.
Pada skala ordinal terdapat klasifikasi data berdasarkan tingkatan, sebagai contoh
tingkat pendidikan, kategori SD diwakili angka 1, SMP diwakili angka 2, SMA
diwakili angka 3, dan kategori Serjana diwakili angka 4, dari data tingkat
pendidikan yang diwakili angka 1, 2, 3 dan 4 memilii level yang berbeda.
c. Skala
Interval
Pada
skala interval, pembedaan peristiwa dapat diurutkan. Antara peringkat satu
dengan yang lain memiliki arti. Dengan kata lain, selain bisa dibuat dalam
peringkat data dapat pula dikuantitatifkan. Sebagai contoh interval nilai
pelajaran matematika di SMP Maju adalah 0 sampai 100, bila siswa A dan B
masing-masing mendapat nilai 45 dan 90 bukan berarti tingkat kecerdasan B dua
kali dari tingkat kecerdasan A meskipun nilai B dua kali dari nilai A.
d. Skala
Rasio
Skala
rasio merupakan pengukuran yang paling tinggi. Skala rasio adalah hasil
pengukuran untuk nilai yang sesungguhnya, bukan kategori seperti pada skala
nominal, ordinal maupun interval. Sebagai contoh saldo A di bank BRI bernilai
Rp.50.000,00. Angka 50.000 benar-benar real bahwa A mempunyai uang sebesar
Rp.50.000,00.
3
Macam-Macam
Skala Sikap Yang Digunakan Untuk Berbagai Penelitian
Berbagai
skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan dan
sosial antara lain adalah Skala Likert, Skala Gutmann, Rating Scale dan
Semantik Deferintial.
a.
Skala Likert
Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian. Dengan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata- kata antara lain:
a. Sangat Setuju a.
Selalu
b. Setuju b.
Sering
c. Ragu-Ragu c.
Kadang-Kadang
d. Tidak Setuju d.
Tidak pernah
e. Sangat Tidak setuju
a. Sangat Positif a.
Sangat Baik
b. Positif b.
Baik
c. Negatif c.
TidakBaik
d. Sangat Negatif d.
Sangat Tidak Baik
Instrumen
penelitian yang menggunakan Skala Likkert dapat dibuat dalam bentuk checklist
maupun pilihan ganda.
1) Contoh bentuk checklist
Berilah jawaban pertanyaan berikut dengan pendapat
anda, dengan cara member (
) pada kolom yang
tersedia.
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
||||
SS
|
ST
|
RG
|
TS
|
STS
|
||
1
|
Kampus IAIN MTR akan menggunakan tekhnologi
informasi dalam pelayanan admistrasi dan akademik
|
SS = Sangat Setuju diberi
skor 5
ST = Setuju diberi
skor 4
RG = Ragu-Ragu diberi
skor 3
TS = Tidak
Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Kemudian dengan pengumpulan data angket,maka instrumen
tersebut misalnya diberikan kepada 100 orang karyawan yang diambil secara
random. Dari 100 orang pegawai setelah dilakukan analisis misalnya :
25 Orang
Menjawab SS
40 Orang Menjawab ST
5 Orang
Menjawab RG
20 Orang Menjawab TS
10 Orang Menjawab STS
Berdasarkan data tersebut 65 orang (40+25) atau 65%
karyawan menjawab setuju dan sangat setuju. Jadi kesimpulannya mayoritas
karyawan setuju dengan Kampus IAIN Mataram akan menggunakan tekhnologi
informasi dalam pelayanan admistrasi dan akademik.
2) Contoh Bentuk Pilihan Ganda
Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut
sesuai dengan pendapat anda, dengan cara member tanda lingkaran pada nomor
jawaban yang tersedia
Kampus IAIN MTR akan menggunakan tekhnologi informasi
dalam pelayanan admistrasi dan akademik.?
a. Sangat Tidak Setuju
b. Tidak Setuju
c. Ragu-Ragu
d. Sangat Tidak Setuju
Dengan
bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakkan pada tempat yang
berbeda-beda. Untuk jawaban di atas “sangat tidak setuju” diletakkan pada
jawaban nomor pertama. Untuk item selanjutnya jawaban “sangat tidak setuju”
dapat diletakkan pada jawaban nomor terakhir.
b.
Sakala Guttam
Skala
pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “Ya-Tidak”;
“Benar-Salah”; “Pernah-Tidak pernah”; dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat
berupa data interval atau rasio dua alternatif. Jika pada skala likert terdapat
3,4,5,6,7 interval (dari kata “Sangat setuju” hingga “Sangat tidak setuju”)
maka dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “Setuju” dan “Tidak
Setuju”. Penelitian menggunakan skala guttman dilakukan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Contoh
:
1
Bagaimana
pendapat anda, bila saudara Agus menjadi kosma di kelas I/A MPI.?
a. Stuju
b. Tidak setuju
2
Pernakah
kosma kelas I/A MPI terlambat dalam mata kuliah metodologi penelitian
pendidikan islam.?
a. Tidak pernah
b. Pernah
Skala
Gutmann selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam
bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi 1 dan terendah 0.
Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0.
Analisa silakukan seperti pada skala likert.
c.
Semantik Defferencial
SKala pengukuran ini digunakan untuk mengukur sikap,
hanya bentuknya tidak pilihan ganda ataupun checklist, tetapi tersusun dalam
satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terlektan di bagian kanan
garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis. Data yang
diperoleh adalah data interval dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur
sikap/karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
Beri
nilai gaya kepemimpinan kosma kelas I/A MPI
|
4
|
2
|
3
|
Bersaudara 5 4 2 1 Memusuhi
3
|
5
|
Mempercayai 5 4 2 1 Mendominasi
Responden dapat member jawaban, pada rentang jawaban
yang positif sampai negative. Hal ini tergantung pada persepsi responden kepada
yang dinilai.
Responden yang member penilaian dengan angka 5,
bararti persepsi responden terhadap pemimpin itu sangat positif, sedangkan
member jawaban pada angka 3, berarti netral, dan bila memberi jawaban pada
angka 1, maka persepsi responden terhadap kepemimpinan kosma kelas I/A sangat
negatif.
d.
Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran yang telah dikemukakan,
data yang diperoleh adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan.
Namun dengan rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Yang penting bagi penyusunan instrumen
dengan rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan
pada alternatif jawaban pada setiap item instrument.
Responden menjawab, senag atau tidak senang, setuju
atau tidak setuju pernah atau tidak pernah adalah merupakan data kualitatif.
Dalam skala model reting scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari
jawaban kualitatif yang tekah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban
kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel,
tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi
responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial
ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan, dan lain-lain.
Contoh :
Seberapa baik tata ruang kelas yang ada di program
studi MPI.?
Berilah jawaban dengan angka :
4 bila tata ruang itu sangat baik
3 bila tata ruang itu cukup baik
2 bila tata ruang itukurang baik
1 bila tata ruang itu sangat tidak baik
No Item
|
Pertayaan
tentang tata ruang kelas yang ada di program studi MPI
|
Inyerval Jawaban
|
|||
1
|
Penataan meja dengan dosen sehingga komunikasi lancer
|
4
|
3
|
2
|
1
|
2
|
Pencahayaan alam tiap ruangan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
3
|
Pencahayaan listrik
tiap ruang sesuai dengan kebutuhan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
Kaca yang
tidak menimbulkan pantulan cahaya
|
4
|
3
|
2
|
1
|
5
|
Sirkulasi udara
setiap ruangan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
6
|
Keserasian warna perabot dengan ruangan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
7
|
Penempatan kursi
|
4
|
3
|
2
|
1
|
8
|
Penempatan papan tulis
|
4
|
3
|
2
|
1
|
9
|
Kebersihan ruangan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
10
|
Tempat sampah yang tersedia
|
4
|
3
|
2
|
1
|
BAB III
KESIMPULAN
Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
A. Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kuntitatif tekhnik pengmpulan data
dapat di lakukan dengan beberapa cara yaitu :
Pertama, tekhnik
pengumpulan data dengan interview/wawancara. Wawancara dapat dilakukan dengan
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Kedua, tekhnik
pengumpulan data dengan kuesioner/angket.
Ketiga, tekhnik
pengumpulan data dengan observasi. Dari proses pelaksanaan pengumpulan data,
obsrvasi dapat dbedakan menjasi observasi partisipan, observasi terus terang
dan observasi terstruktur.
Keempat, tekhnik pengumpulan data dengan dokumnentasi.
B. Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam engukuran akan
menghasilkan data kuantitatif.
Selanjutnya macam-macam skala pengukuran dibagi
menjadi empat yaitu, skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala
rasio. Sedangkan macam-macam skala sikap yang dapat digunakan dalam
peneltian adalah Skala Likert, Skala
Guttam, Semantic Sefferncial, dan Rating Scale.
[1]
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian
Sosial, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 11
[2]
Prof. Dr. Emzir, M.Pd, Metodologi
Penelitian Pendidikan : Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2011), h. 28-29
[3]
Prof.
Dr. Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D (Bandung : ALVABETA, 2013), h. 137
[4]
Ibid, h. 231
[5]
Ibid, h. 235
[6]
Ibid, h. 142
[7]
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian, (Surabaya
: SIC, 2001), h. 94
[8]
Burhan Mungin, Metode Penelitian, (Bogor
: Ghalia Indonesia, 2005), h. 175
[9]
Prof.
Dr. Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D, h. 226-228
Tidak ada komentar:
Posting Komentar